MAKALAH
“DASAR-DASAR
ILMU ADMINISTRASI”
DosenPengampu:Deny
Hidayat ,M.Pd
Disusun
oleh :
Rahmad :(1687203037)
Indah Widiastuti : (1687203038)
Nova Febriana : (1687203014)
Nur Binti istiqomah : (1687203025)
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN(STKIP) MUHAMMADIYAH SAMPIT 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang Maha
Panadai lagi Maha Bijaksana yang telah memberi karunia kepada kami, sehingga
makalah ini dapat disusun sebagai wujud kontribusikami pada pemahaman tentang
administrasi manajemen.
Ucapan
terima kasih sampaikan kepada dosen yang telah membimbing, mengajar, dan telah
mendukung, serta seluruh teman-teman, yang senantiasa mengapresiasikan
pemahaman terhadap administrasi manajemen.
Kami
memahami makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Harapan kami semoga makalah kami dapat
diterima sebagai wujud dedikasi kami, bagi terselenggaranya kontribusi pada
pemahaman Administasi dan Manajemen.
Penulis,
Sampit,
2017
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
DAFTAR ISI….....................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C.Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Adminstrasi……………………………………………6
1. Administrasi Secara Etimologis.................................................8
2.
Administrasi
dalam Arti Sempit……………………………..9
3.
Administrasi
dalam Arti Luas………………………………..10
B. PENGERTIAN MANAJEMEN…………………………………….14
1. Arti
Manajemen Secara Etimologis……………………………..14
C.
FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI
DAN MANAJEMEN………..18
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................................25
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu
Administrasi adalah suatu ilmu pengetahuan yang masih muda usianya dibanding
dengan ilmu lainnya. Nanti pada akhir abad ke-19, ilmu ini muncul
ditengah-tengah ilmu pengetahuan lainnya yang telah ada. Meskipun pengetahuan
ilmu Administrasi ini baru saja berkembang, namun jauh sebelumnya sudah ada
persoalan Administrasi, yakni semenjak manusia hidup disamping manusia lainnya.
Seperti diketahui bahwa selama hidup
seseorang lebih banyak berada dalam saling pengaruhnya dengan orang lain
daripada hidup menyendiri. Pada dasarnya orang tidak mampu hidup sendiri.
Hampir sebagian besar kebutuhannya hanya dapat terpenuhi apabila yang
bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Hal ini terutama sekali disebabkan
karena orang menghadapi pembatasan-pembatasan dalam usaha mencapai
kebutuhannya(Sutarto, 1979).
Mengenai
pembatasan-pembatasan yang dihadapi orang dalam usaha memenuhi kebutuhannya,
Chester L. Barnard mengemukakan sebagai berikut :
Pembatasan-pembatasan
pencapaian Tujuan adalah akibat 2 macam faktor, yaitu :
- Pembawaan biologis atau kemampuan seseorang.
- Faktor-faktor fisik lingkungan.
Sebagai contoh, ambillah kasus
sederhana tentang sebuah batu yang terlalu besar untuk dipindahkan oleh
seseorang. Ini dapat dinyatakan sebagai “batu terlalu besar bagi orang “ atau “
Orang terlalu kecil dibanding dengan batu “.
Dalam pernyataan pertama kami
mengatakan bahwa pembatasan terletak pada fisik lingkungan dari orang, dalam
pernyataan kedua kami menyatakan bahwa pembatasan terletak pada kekuatan
biologis orang, tetapi jelas pembatasan ada dalam keseluruhan situasi
(Sutarto,1979). Menurut Sutarto, keterbatasan seperti itu dapat dihilangkan
apabila yang memindahkan batu lebih dari seseorang.
Demikian pula halnya kebutuhan
seseorang yang besar dan berat, untuk dapat memenuhinya maka timbul keharusan
pada orang itu bekerjasama dengan orang lain. Dengan demikian terjadilah usaha
kerja sama.
Dari segenap proses penyelenggaraan
usaha kerja sama manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya atau tujuannya,
telah umum dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan dengan suatu istilah “
Administrasi “.
Sudah pasti bahwa usaha kerja sama manusia seperti yang telah dikemukakan diatas telah ada sejak zaman dahulu kala misalnya, kerja sama manusia membangun Taman tergantung di Babilonia, Piramid di Mesir, Tembok Raksasa di Cina, Candi Borobudur di Indonesia dan lain-lain.
Sudah pasti bahwa usaha kerja sama manusia seperti yang telah dikemukakan diatas telah ada sejak zaman dahulu kala misalnya, kerja sama manusia membangun Taman tergantung di Babilonia, Piramid di Mesir, Tembok Raksasa di Cina, Candi Borobudur di Indonesia dan lain-lain.
Jadi Administrasi itu telah ada sejak
adanya sekelompok manusia di bumi ini yang bekerja bersama-sama karena dorongan
oleh faktor keinginan maupun faktor keharusan untuk memenuhi kebutuhan atau
tujuan-tujuannya.
Administrasi sebagai suatu ilmu, meskipun masih muda usianya, namun karena bersifat “aplied science” atau ilmu yang bersifat terapan dalam kehidupan sehari-hari, maka memungkinkan ilmu ini berkembang dengan cepat seirama dengan kemajuan zaman, kebudayaan dan teknologi. Tetapi, sekalipun ilmu Administrasi bersifat terapan yang dapat mempermudah kehidupan manusia, belum tentu dengan sendirinya dapat memenuhi harapan masyarakat bila mana ilmu ini tidak aktif dikembangkan dan di bina sepanjang masa sesuai tuntutan masyarakat.
Administrasi sebagai suatu ilmu, meskipun masih muda usianya, namun karena bersifat “aplied science” atau ilmu yang bersifat terapan dalam kehidupan sehari-hari, maka memungkinkan ilmu ini berkembang dengan cepat seirama dengan kemajuan zaman, kebudayaan dan teknologi. Tetapi, sekalipun ilmu Administrasi bersifat terapan yang dapat mempermudah kehidupan manusia, belum tentu dengan sendirinya dapat memenuhi harapan masyarakat bila mana ilmu ini tidak aktif dikembangkan dan di bina sepanjang masa sesuai tuntutan masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Pengertian Administrasi dan manajemen?
2 2. Proses/fungsi Administrasi dan
manajemen?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Untuk
mengetahui Administrasi dan manajemen
2.
Untuk
mengetahui
proses/fumgsi Administrasi dan manajemen.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ADMINISTRASI
Ilmu Administrasi lahir karena
dibutuhkan oleh masyarakat, dan lahirnya ilmu ini tidak dengan sendirinya
tetapi melalui perjuangan yang cukup lama oleh para pencintanya. Selanjutnya
agar ilmu ini dapat berkembang sepanjang masa dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, maka ilmu ini memerlukan pembinaan dan pengembangan. Sudah pasti
bahwa orang-orang yang menjadi pembina dan pengembang ilmu administrasi ini
adalah orang-orang yang telah menspesialisasikan dirinya dalam bidang ilmu
administrasi, berikut orang-orang yang membutuhkannya atau masyarakat pada
umumnya.
Memang masih ada berbagai masalah yang
dihadapi dalam mengembangkan dan membina ilmu administrasi ini, terutama di Indonesia,
dimana ilmu administrasi belum lama dikenal baik pada perguruan tinggi maupun
pada lembaga-lembaga pendidikan rendah, begitu pula dikalangan masyarakat umum.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi
dalam usaha pembinaan administrasi yang perlu mendapat pemecahan antara lain :
- Masih dijumpainya beraneka ragam arti administrasi dalam literatur, begitu pula penggunaannya dalam percakapan sehari-hari.
- Persamaan istilah dan persesuaian paham tentang isi yang terkandung dalam suatu istilah masih menjadi persoalan pula. Misalnya istilah “Administration” dan “Management” masih sering dikacaukan oleh sebagian penulis Amerika, kedua istilah ini disamakan artinya.
- Adanya keanekaragaman istilah terjemahan untuk sesuatu istilah asing misalnya istilah “Management” di Indonesia menjadi :
a. Kepemimpinan oleh Lembaga Administrasi
Negara.
b. Ketatalaksanaan oleh Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
c. Manejemen oleh Balai Pembinaan
Administrasi Universitas Gajah Mada.
d. Pembinaan oleh Departemen Hankam
e. Kedudukan Ilmu Administrasi sebagai
suatu ilmu yang berdiri sendiri dan tempatnya dalam ilmu pengetahuan serta
cabang-cabang.
Disamping masalah-masalah tersebut diatas, maka salah satu
faktor yang belum memungkinkan kelancaran perkembangan ilmu administrasi di tanah
air kita ini, ialah masih kurangnya ahli dalam bidang ilmu ini yang
sungguh-sungguh bersedia menjadi pengembang dan pembina ilmu ini.
Dewasa ini semakin
terasa pentingnya peranan administrasi dalam usaha-usaha kerja sama manusia
termasuk dalam usaha melancarkan pembangunan nasional.
Berbagai pengalaman
dalam usaha-usaha pembangunan yang telah dilaksanakan dan tidak ditunjang
dengan kemampuan administrasi yang baik, telah mengalami kegagalan-kegagalan
dan kemacetan-kemacetan. Tidak terdapatnya kaitan antara perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, disebabkan oleh lemahnya kemampuan administrasi yang
dimiliki.
Pada dasarnya manusia
dalam berusaha mencapai sesuatu tujuan selalu menghendaki hasil yang lebih
besar, dengan pengorbanan yang lebih kecil atau murah. Hal yang demikian hanya
bisa dicapai apabila manusai di dalam usahanya itu menerapkan asas efisiensi.
Dengan kata lain ia harus mengadministrasi usahanya sebaik-baiknya agar
usahanya itu memberikan hasil yang maksimal.
Betapa pentingnya
administrasi dalam usaha kerja sama manusia ini, dapat dilihat dari beberapa
pendapat dari para ahli di bawah ini :
- Charles A. Beard berkatakan bahwa “ tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting dari Administrasi. Kelangsungan hidup pemerintah yang berdab dan malahan kelangsungan hidup dari peradaban itu sendiri akan sangat tergantung atas kemampuan kita untuk membina dan mengembangkan suatu filsafat Administrasi yang mampu memecahkan masalah-masalah masyarakat modern (Siagian,1977).
- Prof. Dr.Mr. Prajudi Atmosudirdjo, dalam bukunya “Office Management” mengatakan bahwa, “Tidak ada didunia ini orang yang mencapai sukses besar jikalau dia hanya pandai bekerja sendirian, dia harus pandai bekerja sama dengan orang lain. Dengan kata lain dia harus pandai organisasi, management, dan tata usaha” ( Dinyatakan beliau bahwa organisasi, management, dan juga tata usaha adalah kandungan daripada Administrasi ). (Atmosudirdjo,1975).
- Dr.S.P. Siagian MPA. (1977) dalam bukunya “Filsafat Administrasi“ mengatakan pula bahwa “ Memang sesungguhnya abad sekarang ini adalah abad administrasi. Abad Administrasi karena keputusan dibidang politik, ekonomi, kebudayaan, militer dan lain-lain hanya akan ada artinya apabila keputusan tersebut terlaksana dengan efisien dan ekonomis”.
Apabila dianalisis pendapat ahli-ahli
tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha kerja sama apapun
yang dilakukan oleh manusia mulai dari yang paling sederhana sampai pada
usaha-usaha yang paling besar dan kompleks, baik usaha itu dilakukan oleh
swasta maupun yang dilakukan oleh negara atau pemerintah seperti usaha-usaha
dibidang pembangunan nasional, hanya dapat berhasil dengan sukses apabila
ditunjang oleh kemampuan administrasi yang baik.
1.
Administrasi Secara Etimologis
Secara etimologis perkataan Indonesia
“Administrasi” yang bahasa Inggrisnya “Administration”, berasal dari kata
Latin, yaitu : “Ad + ministrare” dan “Administratio”. Ad + ministrate berarti
melayani, membantu atau memenuhi (The Liang Gie, 1965). Sedangkan Administratio
berarti pemberian bantuan, pelaksanaan, pimpinan, dan pemerintahan.
(Atmosudirdjo, 1986) Jadi, Administrasi pada hakekatnya adalah usaha
untuk menolong, usaha untuk membantu, usaha untuk memimpin atau mengarahkan
semua kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
2.
Administrasi dalam Arti Sempit
Perlu dipahami bahwa istilah Administrasi di
Indonesia masih sering dipakai dalam arti “Tata Usaha”. Pengertian yang
demikian ini merupakan warisan dari zaman penjajahan Belanda. Pada zaman
penjajahan Belanda dahulu, istilah Belanda “Administratie” disalin kedalam
Bahasa Indonesia menjadi “Administratie”.
Administrasi dalam Bahasa Belanda ini pada umumnya
diartikan sebagai “Elke steiselmatige ordening en schriftelijke vastlegging van
gegevens, samengesteld met het doel een overzicht van deze gegevens te
verkrijgen in hun geheel en hun onderling verband “. (Setiap penyusunan
keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis
dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan
itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lain) (The Liang
Gie,1972). Sebenarnya pengertian administratie yang demikian baru merupakan
salah satu aspek cakupan istilah administratie. Karena masih ada dua aspek lainnya
yang merupakan cakupannya, yakni: “bestuur” atau manajemen dari
kegiatan-kegiatan organisasi, dan “beheer” atau manajemen dari sumber-sumber
daya seperti: finansial, personil, materiil, gudang, dan sebagainya. Hanya saja
yang lebih populer di kalangan bangsa Indonesia sebagai pihak yang dijajah
ialah pengertian administratie dari aspek tata usaha. (Atmosudirdjo,1986).
Jadi, pengertian Administratie yang dikenal luas di
Indonesia ialah tata usaha. Oleh karena itu, sampai sekarang di Indonesia
istilah “Administrasi” masih sering diartikan sebagai tata usaha atau pekerjaan
tulis-menulis, catat-mencatat pelbagai keterangan.
Pengertian Administrasi sebagai kegiatan tulis
menulis, catat-mencatat pelbagai keterangan itu , dijelaskan oleh Harris Muda
Nasution dalam bukunya “ Kursus Pengetahuan Administrasi “, sebagai berikut :
“ Dalam arti yang sempit bahkan pengertian
sehari-hari, maka Administrasi artinya adalah tata usaha. Tata usaha ialah
suatu pekerjaan yang sifatnya mengatur segala sesuatu pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan tulis-menulis, surat-menyurat dan mencatat /
membukukan setiap perubahan atau kejadian yang terjadi di dalam organisasi.
(The Liang Gie,1972).
Arifin Abdulrachman (1971) mengemukakan pula bahwa,
Administrasi dalam arti tata usaha kegiatannya meliputi penerimaan surat,
penyimpanan surat, korespondensi, penduplikasian, penctatan-pencatatan pada
buku-buku atau kartothik, pokoknya segala macam pekerjaan yang ada hubungannya
dengan apa yang dinamakan pekerjaan kertas, bahkan yang meliputi juga
pekerjaan-pekerjaan penelponan dan penerimaan tamu.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut diatas,
maka dapatlah dimengerti bahwa pengertian administrasi dalam arti sempit
meliputi perbuatan tulis-menulis, catat-mencatat, yang kesemuanya merupakan
kegiatan penyediaan bahan keterangan yang diperlukan dalam setiap organisasi.
Kegiatan-kegiatan yang demikian itu dalam bahasa Indonesia telah lazim
dipergunakan istilah “ Tata Usaha “.
3.
Administrasi dalam Arti Luas
Dua istilah yang mirip tulisan dan bunyinya, namun berbeda makna dan
isinya, yaitu “Administratie” (Bld) dan “Administration” (Ing), sama-sama
disalin dalam satu istilah bahasa Indonesia yaitu “Administrasi”, maka istilah
yang kemudian ini mempunyai dua pengertian yaitu :
a. Administrasi
dalam pengertian sama dengan pengertian administratie atau yang lebih dikenal
dengan kegiatan tatausaha, dan
b. Administrasi
dalam pengertian sama dengan administration. Untuk pengertian yang pertama
kiranya telah jelas diuraikan di atas, sedangkan pengertian yang kedua inilah
yang akan di bahas pada bagian berikut.
Administration mempunyai
pengertian dan skop yang lebih luas dari pada administratie dilihat dari aspek
tatausaha saja. Jadi, pengertian administrasi yang dimaksudkan di sini adalah
pengertian yang lebih luas yang sekaligus mencakup tata usaha. Dalam hubungan
ini, akan dikemukakan beberapa definisi dari kalangan ahli administrasi dan
manajemen sebagai berikut :
- Dwight Waldo (1971) mengemukakan bahwa : Administrasi adalah suatu bentuk daya upaya manusia yang kooperatif yang mempunyai tingkat rationaliteit yang tinggi.
- William H. Newman (1963) berpendapat bahwa : Administrasi adalah bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan dari pada usaha dari sekelompok individu menuju pencapaian Tujuan bersama.
- Dr. S.P. Siagian MPA (1977) berpendapat bahwa : Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai Tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
- Drs. The Liang Gie dan Drs. Sutarto (1977) mengemukakan pula bahwa : Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Bila
diteliti secara cermat definisi-definisi tersebut diatas maka sesungguhnya
Administrasi adalah rangkaian kegiatan atau proses yang :
a. Dilakukan
oleh sekelompok orang (dua orang atau lebih).
b. Berlangsung
dalam suatu bentuk kerja sama.
c. Dimaksudkan
untuk mencapai Tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Ketiga
faktor tersebut dapat disingkat menjadi sekelompok orang, kerja sam, tujuan
tertentu. Ketiga faktor inilah yang lazim dikenal sebagai unsur mutlak dari pada
Administrasi.
Administrasi merupakan rangkaian kegiatan (proses) yang wujudnya:
merencanakan, memutuskan, menyusun, mengatur, memimpin, mengurus, mengarahkan,
membimbing, menselaraskan, mengendalikan, mengawasi, meyempurnakan dan
kegiatan-kegiatan semacam itu. Untuk ringkasnya kegiatan-kegiatan semacam itu
tercakup dalam suatu istilah yaitu yang disebut ”menata” atau “penataan”. Oleh
karena itu kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam pengertian Administrasi adalah
rangkaian kegiatan penataan. (The Liang Gie & Sutanto,1977).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Administrasi adalah
segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap usaha kerja sama manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan yang hendak dicapai dan sifat suatu
kerja sama dapat bermacam-macam. Demikian juga jumlah dan susunan orang-orang
yang bekerja sama dapat berbeda-beda pula. Selanjutnya usaha itu dapat pula
berlangsung pada waktu dan tempat yang berlain-lainan. Tetapi pada setiap kerja
sama yang dilakukan oleh sekelompok orang pasti terdapat rangkaian kegiatan
penataan yang mengarahkan kepada pencapaian tujuan. Rangkaian kegiatan penataan
ini sebagai suatu kebulatan kini biasanya menjadi fungsi seseorang atau
beberapa orang pejabat. Atau dengan perkataan lain Administrasi sebagai fungsi
dijalankan oleh setiap orang yang berkedudukan sebagai pucuk pimpinan suatu
usaha kerja sama manusaia atau “Ketua Organisasi”. Yang dinamakan
“Administrator”. Jadi Administrator adalah kepala yang tertinggi di dalam
organisasi. Tetapi tidaklah berarti bahwa Administratorlah yang satu-satunya
berperan sebagai pelaksana fungsi Administrasi, melainkan dilaksanakan juga
oleh pejabat-pejabat yang berada dibawahnya berdasarkan pelimpahan dari
Administrator tadi.
Perlu diketahui bahwa Administrasi yang merupakan rangkaian kegiatan
penataan, merupakan pekerjaan penunjang pelaksanaan pekerjaan substansuif.
Kelompok pekerjaan yang dilakukan dengan rangkaian kegiatan subtantif dinamakan
“pekerjaan pokok” atau “pekerjaan induk” yaitu pekerjaan yang langsung
bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai.
Untuk menegaskan perbedaan antara rangkaian kegiatan penataan dan
rangkaian kegiatan substansif, dapat diberikan contoh sebagai berikut :
Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan oleh suatu universitas yang bertujuan menghasilkan sarjana, maka yang termasuk rangkaian kegiatan pekerjaan subtantif, antara lain meliputi kegiatan seperti :
Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan oleh suatu universitas yang bertujuan menghasilkan sarjana, maka yang termasuk rangkaian kegiatan pekerjaan subtantif, antara lain meliputi kegiatan seperti :
- Mengajarkan suatu mata kuliah
- Menguji mahasiswa
- Melakukan penelitian
- Melaukan pengabdian kepada masyarakat
- Membuat skripsi
- Mengarang Buku
Sedangkan yang termasuk rangkaian kegiatan penataan antara lain :
- Membuat rencana kerja tahunan.
- Membagi tugas antara pengajar.
- Menyusun kalender akademis.
- Menyusun jadwal perkuliahan.
- Mengatur ujian.
- Mengatur/megurus tersedianya alat peraga, ruang kuliah dan lain-lain.
- Menghimpun dan menyampaikan informasi dari pimpinan universitas kepada para pengajar.
- Mengurus kenaikan pangkat para pengajar.
- Berusaha menemukan cara kerja yang lebih baik.
Contoh lain
ialah proses produksi yang ditujukan untuk mengahasilkan suatu barang pabrik,
rangkaian perbuatan pekerjaan subtantif, misalnya :
- Mencampurkan bahan-bahan yang diperlukan.
- Menjalankan mesin pengolahnya.
- Menambahkan warna yang diperlukan.
- Memotong menjadi sesuatu bentuk dan ukuran sampai barang itu benar-benar selesai.
Sedangkan
proses penataan miasalnya :
- Perbuatan-perbuatan mengatur pemakain tenaga buruh.
- Mengurus keuangan pabrik itu.
- Mengadakan catatan-catatan mengenai hasil produksi.
- Memperhatikan tanggapan-tanggapan masyarakat terhadap barang yang dihasilkan. (The Liang Gie & Sutanto, 1977).
B. PENGERTIAN
MANAJEMEN
1.
Arti
Manajemen Secara Etimologis
Istilah
manajemen yang bahasa Inggrisnya “management”berasal dari beberapa bahasa
seperti: (1) Bahasa Latin,yakni “managiere” yang artinya melakukan,
melaksanakan, mengurus sesuatu (Tanthowi, 19830); (2) Bahasa Italia,
“maneggiare”artinya melatih kuda atau secara harfiah berarti mengendalikan = to
handle (Silalahi, 1989); (3) Bahasa Prancis, yaitu “manege” atau “manage”
artinya tindakan membimbing, memimpin, mengemudikan, mengurus, memerintah dan
kata manage juga berarti “tempat latihan kuda”, “penjinakan kuda” (Tanthowi,
1983, Atmosudirdjo, 1986) ; (4) Bahasa Inggris sendiri istilah itu dikenal
dengan “management” yang bentuk infinitifnya adalah “to manage” yang berarti
menangani, mengendalikan, menguasai, mengurus, menyelesaikan sesuatu
(Atmosudirdjo, 1986).
Apabila diperhatikan secara cermat kegiatan-kegiatan yang
dikandung dari istilah asal usul manajemen tersebut diatas, yakni : melakukan,
melaksanakan, mengurus, mengendalikan, membimbing, memimpin, mengemudikan, memerintah.
melatih, menguasai, dan menyelesaiakan, ternyata mempunyai kesamaan dengan
kegiatan-kegian yang dikandung oleh istilah “menata” atau “penataan”yang
merupakan kegiatan administrrasi. Jadi, memang wajar kalau ada pandangan dari
beberapa ahli yang menyamakan istilah administrasi dengan manajemen.
e. Definisi Manajemen
Berikut
ini dikemukakan beberfapa definisi manajemen menurut para ahli dibidang ini.
Frederick
Winslow Taylor, sebagai bapak manajemen ilmiah memberi rumusan manajemen
seperti ini: “Management, the art of management, is defined as knowing axactly
what you whant to do and the seeing that they do it in the best and cheapest
way ( Tanthowi. 1983).Artinya: Manajemen, seni dari manjemen diartikan sebagai
kepandaian yang sungguh-sungguh tentang apa yang dikehendaki dari menyuruh
orang mengerjakan sesuatu dan mengawasi mereka mengerjarkan sesuatu dengan
sebaik-baiknya dan dengan cara yang paling murah.
Menurut
George R. Terry dalam bukunya: The Principle of management, mengatakan:
“Management is a distinct procece consisting of planning, organizing,actuating,
and controlling, utiliting in each both science and art, and followed in order
to accomplish predetermined objectives”( Manajemen adalah suatu proses yang
membeda-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,
dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat
menyelesaikan Tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya) (Handaya ningrat, 1982).
Sheldon
(dalam Tanthowi, 1983) dalam bukunya “The Philosophy of Management” memberikan
rumusan manajemen seperti ini: “mangement proper is function in the indudusty
conderned in the execution of policy : within the limits set up by
administration and the employment of the organization for the particular
objecks set before it” (Manajemen adalah fungsi dalam industri yang berhubungan
dengan kebijaksanaan dalam batas-batas yang telah ditetapkan dalam administrasi
dan penggunanaan organisasi untuk sasaran-sasaran tertentu sebagaimana
ditetapkan sebelumnya).
Selanjutnya Siagian (1977) merumuskan manajemen sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian Tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Akhirnya, Manullang (1996) menegaskan bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai Tujuan yang sudah ditetapkan.
Selanjutnya Siagian (1977) merumuskan manajemen sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian Tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Akhirnya, Manullang (1996) menegaskan bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai Tujuan yang sudah ditetapkan.
Apabila
dicermati semua pendapat di atas, maka dapat ditawarkan satu definisi manajemen
yang lebih sederhana , yaitu: “Manajemen adalah suatu seni dan ilmu tentang
cara mengatur, memimpin, dan mengendalikan semua sumber (resources) dalam
rangka mencapai hasil atau Tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa disamping manajemen sebagai seni juga sebagai ilmu. Manajemen sebagai seni dapat diartikan sebagai suatu praktek. Memang, manajemen itu telah dipraktekkan pada pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam berbagai macam organisasi baik di bidang pemerintahan mau pun dibidang swasta, jauh sebelum manajemen itu sendiri lahir sebagai suatu ilmu. Dalam hubungan ini, Drucker (1982) mengatakan telaah manajemen tidak lebih tua daripada manajemen itu sendiri – artinya, barusaja dimulai. Manajemen sebagai seni ditandai oleh pengalaman-pengalaman, dugaan ataupun kemampuan alamiah berupa skill atau keahlian, kemahiran yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mewujudkan hasil kerja tertentu.
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa disamping manajemen sebagai seni juga sebagai ilmu. Manajemen sebagai seni dapat diartikan sebagai suatu praktek. Memang, manajemen itu telah dipraktekkan pada pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam berbagai macam organisasi baik di bidang pemerintahan mau pun dibidang swasta, jauh sebelum manajemen itu sendiri lahir sebagai suatu ilmu. Dalam hubungan ini, Drucker (1982) mengatakan telaah manajemen tidak lebih tua daripada manajemen itu sendiri – artinya, barusaja dimulai. Manajemen sebagai seni ditandai oleh pengalaman-pengalaman, dugaan ataupun kemampuan alamiah berupa skill atau keahlian, kemahiran yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mewujudkan hasil kerja tertentu.
Manajemen
juda sebagi ilmu, meskipun demikian tidaklah sepenuhnya sebagai ilmu. Pekerjaan
manajer dapat dianalisis dan diklasifikasi secara sistematis. Jadi, ada aspek
ilmiah dalam manajemen dan ada cirri-ciri professional. Unsur-unsur manajemen
dapat dianalisis, di organisasikan secara sistematis dan dapat dipelajari oleh
siapa pun yang mempunyai kecerdasan normal.
Dari
definisi yang ditawarkan terlihat adanya kegiatan seperti mengatur,
memimpin,dan mengendalikan. Hal ini, memberikan indikasi bahwa kegiatan
manajemen itu selalu didasarkan pada upaya-upaya yang teratur atau sistematis,
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Ketiga kata itu pada
hakekatnya mempunyai makna yang dapat mewakili fungsi-fungsi manajemen, yakni
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Sedang
yang dimaksud dengan semua sumber (resources) dalam definisi itu adalah
meliputi: tenaga kerja (man), sumber biaya (money), material atau bahan-bahan
(materials), peralatan dan mesin (machine),cara kerja (method), pemasaran (market)
atau pelayanan (service).
Dengan
demikian manajemen itu merupakan rangkaian kegiatan atau proses kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk
mencapai hasil atau tujuan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada seperti
tenaga kerja, biaya, bahan-bahan, peralatan, cara-cara kerja, pemasaran atau
pelayanan dengan efisien dan efektif.
D.
FUNGSI-FUNGSI
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Telah diketahui bahwa pada
dasamya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan
merumuskan kebijaksanaan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam
batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Dalam proses pelaksanaannya,
administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus
dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai
fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Hingga kini para sarjana belum
mempunyai kata sepakat yang bulat tentang fungsi-fungsi administrasi dan manajemen
itu, baik ditinjau dari segi klasifikasinya maupun terminologi yang
dipergunakan.
Menurut Prof Dr Sondang P
Siagian MA dalam bukunya “Fungsi-fungsi managerial” dan “Filsafat
Administrasi” rimgsi-fungsi administrasi dan manajemen itu ialah :
1. Perencanaan (Planning)
2.
Pengorganisasian (Organizing)
3. Pemberian Motivasi (Motivating)
4. Pengawasan (Controling)
5. Peni laian (Evaluating)
Fungsi-fungsi tersebut mutlak
harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk
menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya
organisasi.
A. Perencanaan (Planning)
Planning dapat didefmisikan
sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang
hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan Yang telah ditentukan.
Pengertian tersebut menunjukan
bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang pertama.
Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha oencapain tujuan.
Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak
dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
Salah satu cara yang paling mudah
dikemukakan dalarn penyusunan rencana adalah dengan mengatakan bahwa
perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan.
yaitu :
a.
What(Apa)
d. How (Bagaimana)
b. Where (Dimana)
e. Who (Siapa)
c. When (Kapan)
f. Why (Mengapa)
Pertanyaan tersebut menjadi:
- Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ?
- Dimana kegiatan-kegiatan tertentu dijalankan? Pertanyaan ini mencakup letak bangunan organisasi yang hendak didirikan, tata ruang yang disusun, tempat sumber tenaga kerja.
- Kapan kegiatan-kegiatan tertentu hendak dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam rencana hams tergambar sistem prioritas yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal yang berhubungan dengan faktor waktu.
- Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang dicakup oleh pertanyaan ini menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang hams dipenuhi, cara pembuatan dan penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-lain.
- Pertanyaan “siupa” berarti diketemukannya jawaban dalam rencana tentang gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab.
- Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting di antara rangkaian pertanyaan ini ialah pertanyaan “mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan kepada kelima pertanyaan yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat memuaskan dirinya atas jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan itu, akan terciptalah suatu rencana yang baik.
B. pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ialah
keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
Definisi
tersebut menunjukan bahwa pengorganisasian
merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun
sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis pula apabila
pengorganisasian sebagai fungsi administrasi dan manajemen ditempatkan sebagai
fungsi kedua, mengikuti fungsi perencanaan. Juga terlihat dalam definisi itu bahwa
pelaksanaan fungsi pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang dapat
digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat.
Organisasi sebagai alat
administrasi dan manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa bergerak
tidaknya organisasi ke arah pencapain tujuan sangat tergantung atas kemampuan
manusia dalam organisasi menggerakan organisasi itu ke arah yang telah
ditetapkan.
C. Penggerakan
(Motivating)
Penggerakan ialah keseluruhan
proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan rupa sehingga
mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan
efisien dan ekonomis.
“Motivating” secara
implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para
bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat
dan koreksi jika diperlukan.
Pelaksanaan fungsi “Motivating”
dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan menggunakan teknik-teknik
sebagai berikut:
- Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
- Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
- Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
- Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
- Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
- Berikan penghargaan serta pujian kepada bawahan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurann mampu bekerja.
- Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalain organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.
E. Pengawasan
(Controling)
Pengawasan ialah proses
pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar
supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa terdapat
hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Artinya bahwa perencanaan dan
pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama. Jelas bahwa tanpa
rencana pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada pedoman untuk
melakukan pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan berarti
timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan atau penyelewengan-penyelewengan yang
serius tanpa ada alat untuk mencegahnya.
Jelaslah kiranya bahwa pengawasan
sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian tujuan. Secara filosofis
dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan karena manusia bersifat
salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan dengan
maksud untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk
mendidik dan membimbing. Hal ini kiranya sangat penting untuk diperhatikan
karena para pemimpin dalam suatu organisasi sering lupa bahwa seorang pemimpin
yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya saja setelah kesalahan
diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk memperbaiki kesalahan itu dengan
jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia tidak mengulangi kesalahan
yang sama, akan tetapi berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
Jika seorang bawahan selalu
diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan, maka bawahan tersebut
tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia akan selalu dikuasai
oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai prakarsa mengambil
keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini
tidak boleh terjadi.
Kendati demikian perlu
diperhatikan pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa seorang pimpinan
tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan dapat bertindak
punitif jika seorang bawahan, meskipun telah berulang kali dibimbing, terus
menerus berbuat kesalahan yang sama.
Proses pengawasan pada dasamya
dilaksanakan oleh administrasi , manajemen dengan mempergunakan dua macam
teknik, yakni:
1.
pengawasan langsung (direct
control)
2.
pengawasan tidak langsung (indirect
control)
Yang dimaksud pengawasan langsung
ialah apabila pimpinan organisasi mengadendiri pengawasan terhadap kegiatan
yang sedang dijalankan. Sementara pengawasan tidak langsung ialah pengawasan
dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh
para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk tertulis dan lisan.
Kelemahan daripada pengawasan
tidak langsung ialah bahwa sering para bawahan hanya melaporkan hal-hal yang
positif saja Padahal, seorang pimpinan yang baik akan menuntut bawahannya untuk
melaporkan beberapa hal, baik yang bersifat positif maupun negatif Karena kalau
hanya hal-hal yang positif saja yang dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui
keadaan yang sesungguhnya. Akibatnya dia akan mengambil kesimpulan yang salah.
Lebih jauh lagi ia akan mengambil keputusan yang salah.
Kesimpulannya ialah bahwa
pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung
kepada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung tidak cukup. Adalah
bijaksana apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung
dan tidak langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.
E. Penilaian
(evaluating)
Penilaian adalah proses
pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan
hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hakekat dari penilaian adalah:
Penilaian ditujukan kepada satu
fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan.
Berbeda dengan pengawasan yang ditujukan kepada fase yang masih dalam proses
pelaksanaan.
Penilaian bersifat korektif
terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi sifat
penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah selesai, akan tetapi
untuk fase berikutnya. Artinya, melalui penilaian harus diketemukan
kelemahan-kelemahan sistem yang dipergunakan dalam fase yang baru saja selesai.
Juga harus diketemukan penyimpangan-penyimpangan dan/atau
penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting lagi,
harus diketemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga
harus diketemukan sebab-sebab mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi.
BAB III
KESIMPULAN
Administrasi mengandung makna pelayanan atau pun
pengelolaan , Lembaga Administrasi Negara mengemukakan pentingnya administrasi
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .
Organisasi mengandung
pengertian suatu wadah yang didalam nya terdapat anggota-anggota yang
merencanakan kerja untuk mencapai tujjuan.organisasi dalam suatu pemerintahan
berperan sangat penting.
Manajemen dan administrasi di kemukakan oleh beberapa
orang adalah artinya sama, dan adapula yang mengemukakan berbeda .
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin,
Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Bumi
aksara Jakarta, 1995
Handoko,
T Hani. Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1998
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2001
Robbin,
Stephen P. Teori Organisasi, struktur, Desain dan Aplikasi, Archan, Jakarta,
1995.
Siagian,
Sondang P. Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta. 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar