Jumat, 09 Desember 2016

“KAJIAN SEJARAH & TEORI EKONOMI” kel 1





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
         Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
         Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.
         Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang menjadi fondasi bagi anak untuk menjalani kehidupannya di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari potensi kecerdasan manusia berkembang dengan pesat pada usia dini. Sehingga kita sebagai orang dewasa harus mengetahui potensi anak pada usia dini dengan pehatian yang lebih. Agar potensi anak tersebut dpat kita ketahui sejak dini.
          Perkembangan anak pada masa-masa tersebut memberikan dampak terhadap kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada masa perkembangan anak usia dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi fisik maupun psikologi.
          Perkembangan anak lebih merujuk pada parameter kualitatif. Sedangkan pertumbuhan anak, kebih bersifat kuantitatif. Dengan demikian, yang dimaksud dengan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan kualitas fungsi fisik, psikologi maupun sinergi dari keduanya.
1. Rumusan Masalah
a.       Apakah definisi Anak Usia Dini ?
b.      Bagaimana fase perkembangan pada anak usia dini ?
c.      bagaimana Implikasinya  pada Pendidikan ?
2. Tujuan
a.     Mengetahui pengertian anak usia dini.
b.    Mengetahui fase perkembangan pada anak usia dini
c.     Mengetahui keterlibatanya pada pendidikan ?











BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian  Anak Usia Dini
            Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun.. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut Golden Age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri.
Usia dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhanyang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Erickson mengemukakan  bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Perilaku yang berkelainan pada masa dewasa dapat dideteksi pada masa kanak-kanak”.
Karakteristik Umum atau sifat-sifat Anak Usia Dini, sebagai berikut:
1.      Unik, artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya.
2.      Egosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu  dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
3.      Aktif dan Energik, artinya anak lazimnya senang melakukan aktivitas.
4.      Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
5.      Eksploratif dan berpetualang, maksudnya terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru.
6.      Spontan, artinya perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.
7.      Senang dan kaya dengan fantasi, artinya anak senang dengan hal-hal yang imajinatif.
8.      Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.
9.      Daya perhatian yang pendek
10.  Bergairah untuk belajar.
11.  Semakin menunjukkan minat terhadap teman

B.  Fase Perkembangan Padan Anak Usia Dini
1.      Perkembangan Fisik
      Sebagai seorang orang dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.
Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu: sedikit lebih lama.
Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, harga mungkin agak berbeda. Namun, hampir semua anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan motorik ini pada tingkat yang cukup konsisten kecuali beberapa jenis kecacatan hadir.



Ada dua jenis keterampilan motorik:
a.  Bruto (atau  kasar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi.  Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.
Ciri Ciri Motorik besar
1.      Menari menirukan gerakan-gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb
2.      Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
3.      Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam
4.      Meniti balok titian
5.      Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
6.      Menyimpulkan tali sepatu
7.      Menyikat gigi tanpa bantuan

b.  Fine (atau halus) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan penangkapan.
Ciri Ciri Motorik Halus
1.      Mengkoordinasikan jari-jari tangan dengan mata dalam melakukan gerakan yang lebih rumit secara baik
2.      Memasang dan melepas kancing baju
3.      Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni (menggambar, melukis, dll)
4.      Membuat suatu bentuk dengan lilin/tanah liat (wax, clay)
5.      Menggambar – menulis dengan rapi
6.      Menggunting sesuai pola yang rumit
7.      Menempel gambar dengan tepat

2.      Perkembangan Intelektual
Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita untuk bisa terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara.
Perkembangan intelektual anak bisa kita kembangkan dengan music. Memperdengarkan music kalsik pada anak sejak usia dini bahkan dari masa kandungan akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya. Telah banyak ilmuan yang mengadakan penelitian mengenai hal ini dan dari penelitian, music klasik memang bisa merangsang intelektual anak dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual anak juga mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu, berperilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita.
Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian dan bahasa. Mengajarkan kesenian ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap dari pada saat usia dewasa. Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa juga lebih mudah diserap saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak sangat kuat pada usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan memfasilitasi mereka untuk terus belajar.




3.      Perkembangan Sosial dan Emosi
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi manusia yang sempurna.
Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial di mana mereka berada.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan sosial anak adalah suatu proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan sosioemosional meliputi perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan. Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat
Ciri Ciri Sosial- Emosional
1.      Mampu berbagi, menolong dan membantu teman
2.      Antusias dalam melakukan perlombaan
3.      Menahan perasaan dan mengendalikan reaksi (sakit tetapi tidak menangis, marah tetapi tidak memukul)
4.      Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan 5. Bersikap kooperatif dengan teman
5.      Menunjukkan sikap toleran
6.      Mengekspresikan emosi dalam berbagai situasi (senang-gembira-antusias dsb.)
7.      Memahami peraturan dan disiplin
8.      Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat
                                         
C. IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN
         Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
1.               Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
2.               Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan bertujuan agar:
1.               Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Contoh : pendidik mengenalkan kepada anak didik bahwa Allah SWT menciptakan berbagai makhluk selain manusia, seperti binatang, tumbuhan, dan sebagainya yang semua itu harus kita sayangi.
2.               Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-garakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (panca indera). Contoh: menari, bermain bola, menulis ataupun mewarnai.
3.               Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. Contoh : ketika sudah melakukan pembahasan tema, diberikan kepada anak didik untuk bertanya atau menjawab isi tema yang telah diberikan.
4.               Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Contoh : mencari pasangan gambar yang berkaitan dengan sebab akibat, lalu anak akan berusaha memecahkan masalah dan memberika alasan tersebut.
5.               Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap postif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
6.               Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh : anak yang senang dan menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka akan segera mengikutinya, ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua hingga selesai, maka anak mampu melakukannya.
















BAB III
Kesimpulan
           Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan Tuhan.
           Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa peka dan amat penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang dilakukan oleh orangtua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan membekas kuat dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan berdampak negatif jangka panjang yang sulit diperbaiki. Roseau (Slamet Suyanto, 2003: 2-3) menggambarkan bahwa: masa peka tersebut ibarat saat yang tepat bagi seorang tukang besi untuk menempa besi yang dipanaskan. Para penempa pasti tahu benar kapan besi harus ditempa. Terlalu awal ditempa, besi sulit dibentuk dan dicetak. Sebaliknya apabila terlambat menempa maka besi akan hancur. Jadi saat yang paling baik bagi seorang anak untuk memperoleh evaluasi pendidikan yang tepat adalah saat usia dini.









DAFTAR PUSTAKA
·         Googleweblight.com/?lite_url=http://paudbook.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-usia.html?m%3D1&Ei=JZ8ngMc&lc=id-ID&s=s=1&m=776&ts=1443557738&sig=APONPFn6M1SzNPip-J9CKZa2xf0PrxJgg·         https://googleweblight.com/?lite_url=https://icemeyryani.wordpress.com/2011/12/20/ciri-ciri-perkembangan-anak-usia-dini/&ei=EtoWPmSs&lc=id-ID&s=1&m=776&ts=1443561180&sig=APONPFmq-83baqo-qFh29kDGeqOzl-OJIA
·         Perkembangan anak usia dini. Bandung: PT Refika Aditama. Wahyudin, Uyu dan Mubiar Agustin(2011)
·         Sutirna. (2013). Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.yogyakarta: penerbit andi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar